Perbedaan Nahwu dan Sharaf

Perbedaan Nahwu dan Sharaf

 Perbedaan Sharaf dan Nahwu.

Ketika belajar gramar bahasa Arab, kita pastinya akan sering mendengar istilah nahwu dan sharaf. Adakalanya kita bingung dengan kedua istilah tersebut karena selalu disandingkan. Supaya ada pencerahan, mari kita bahas perbedaan antara sharaf dan nahwu.

Perbedaan Nahwu dan Sharaf


1. Sharaf

Ilmu sharaf didevinisikan:

عِلْمٌ يَبْحَثُ عَنْ صِيَغِ  الْكَلِمَاتِ الْعَرَبِيَّةِ وَأَحْوَالِهَا الَّتِى لَيْسَتْ بِإِعْرَابٍ وَلَا بِنَاءٍ

Sharaf adalah ilmu yang membahas tentang bentuk-bentuk dan keadaan kata bahasa Arab yang tidak berkenaan dengan i’rab dan binanya.

Bisa disimpulkan bahwa sharaf itu ilmu yang membahas cara membentuk kata. Cara membentuk katanya disebut dengan “tashrif”. Cara membentuk kata lain dari kata dasarnya bisa dengan menambah huruf, mengurangi huruf, mengganti harakat, atau kombinasi.

Contoh:

جَلَسَ » يَجْلِسُ » اِجْلِسْ » مَجْلِسٌ

كِتَابٌ » كِتَابَانِ » كُتُبٌ

Perubahan kata di atas merupakan contoh tashrif. Tentunya perubahan kata tersebut untuk mendapatkan makna tertentu pula. Bila diartikan deret kata di atas: (جَلَسَ) artinya telah duduk, (يَجْلِسُ) artinya sedang duduk, (اِجْلِسْ) artinya duduklah, dan (مَجْلِسٌ) artinya tempat duduk. Sedangkan pada baris yang kedua, (كِتَابٌ) artinya satu buku, (كِتَابَانِ) artinya dua buku, dan (كُتُبٌ) artinya banyak buku.


2. Nahwu

Pengertian ilmu nahwu terbagi dua, secara bahasa dan istilah. Secara bahasa, nahwu adalah:

هُوَ الْمِثْلُ وَالْجِهَةُ وَالْمِقْدَارُ وَالْقِسْمُ وَالْبَعْضُ وَالْقَصْدُ وَالْأَصْلُ

Nahwu adalah contoh, arah, ukuran, bagian, sebagian, tujuan, dan asal. Adapun pengertian ilmu nahwu secara terminologi adalah:

الْعِلْمُ الَّذِيْ يَدْرُسُ الْجُمْلَةِ وَيُعْرَفُ بِهَا أَحْوَالُ أَوَاخِرِ الْكَلِمِ إِعْرَابًا وَبِنَاءً

Ilmu yang mempelajari kalimat dan dengan ilmu nahwu bisa diketahui keadaan akhir kata secara mu’rab ataupun mabninya.

Sebenarnya masih banyak pengertian ilmu nahwu dengan berbagai redaksi. Singkatnya, ilmu nahwu itu ilmu tentang cara membentuk kalimat atau mengetahui kedudukan suatu kata dalam kalimat.

Sekarang silahkan perhatikan kedua kalimat berikut:

هَذَا كِتَابٌ

اِشْتَرَى أَحْمَدُ كِتَابًا

Artinya:

Ini adalah buku.

Ahmad membeli buku.

Ditinjau dari ilmu nahwu, kalimat pertama berpola jumlah ismiyyah dan terdiri dari mubtada’ dan khabar. Adapun kalimat yang kedua berpola jumlah fi’liyyah dan terdiri dari fi’il, fa’il, dan maf’ul.

Pada kedua kalimat di atas, ada dua kata yang sama, namun ujungnya berbeda, yaitu kata (كِتَابٌ) dan (كِتَابًا). Harakat terakhirnya berbeda diakibatkan perbedaan kedudukan pada kalimat di atas. Kata (كِتَابٌ) berkedudukan sebagai khabar dan ber’irab rafa. Sedangkan kata (كِتَابًا) berkedudukan sebagai maf’ul dadn be’irab nashab.


Catatan!

Ada beberapa istilah dalam nahwu dan sharaf yang mirip namun berbeda bahasan, diantaranya fa’il dan isim fa’il. Kedua istilah ini berbeda yang mana fa’il merupakan kedudukan kata dan termasuk bahasan nahwu. Adapun isim fa’il merupakan bentuk kata dan termassuk bahasan sharaf.

Contoh:

رأى أَحْمَدُ طَالِبًا

أَنَا طَالِبٌ

Kata (طَالِبًا) berkedudukan sebagai maf’ul dan bentuknya isim fa’il.

Kata (طَالِبٌ) berkedudukan sebagai khabar dan bentuknya isim fa’il.

Penjelasan lebih lengkapnya di artikel berikutnya.

Semoga bermanfaat!