Pengertian dan Ruanglingkup Majaz
Pengertian dan Ruanglingkup Majaz
2 min read
Pengertian Majaz
Majaz secara etimologi terbentuk
dari kata jâza al-syai’ yajûzuhu (melampaui sesuatu).
Majaz secara terminology menurut
al-Jurjani berarti nominal yang dimaksudkan untuk menunjuk sesuatu yang bukan
makna tekstual, karena adanya kecocokan antara keduanya (makna tekstual dan
kontekstual).
Pembagian Majaz
1. Majaz Lughawi
Majaz Lughawi adalah ujaran yang
digunakan untuk menunjuk sesuatu diluar makna tekstual (dalam istilah
percakapan) karena adanya korelasi (dengan makna kiasan), dengan adanya
indikasi yang melarang pemaknaan asli (tekstual).
Majaz Lughawi dibagi lagi
menjadi dua macam: Isti’arah dan Majaz Mursal.
a. Isti’arah
Isti’arah adalah majaz dimana
hubungan antara makna asli dengan makna kiasan bersifat hubungan ke-serupa-an.
Isti’arah dilihat dari segi
penyebutan musyabbah dan musyabbah bih-nya dibagi lagi menjadi dua macam:
1) Al-Isti’arah al-Tashrihiyyah: adalah isti’arah yang diutarakan
dengan tetap menyebutkan kata-kata musyabbah bih-nya, contoh:
وأقبل
يمشى فى البساط فما درى * إلى البحر يسعى أم إلى البدر يرتقى
2) Al-Isti’arah al-Makniyyah: adalah isti’arah yang dibuang
musyabbah bih-nya dan digantikan dengan sesuatu yang lazim dengan itu, contoh:
وإذا
المنية أنشبت أطفارها * ألفيت كل تميمة لا تنفع
Dilihat dari segi pengambilan
kata-kata yang dijadikan isti’arah, isti’arah ada dua macam, yaitu:
a)
Isti’ârah Ashliyyah : yaitu
isti’ârah yang mana kata-kata isti’arah-nya berasal dari ism jins (generik
noun: kumpulan noun berupa sesuatu non-personal),
contoh:
كِتَابٌ
أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (إبراهيم: 1(
b)
Isti’ârah Taba’iyyah: yaitu
isti’ârah yang kata-kata isti’arah-nya diambil dari isim, fiil ataupun huruf,
contoh:
وَلأُصَلِّبَنَّكُمْ
فِي جُذُوعِ النَّخْلِ وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَا أَشَدُّ وَأَبْقَى (طه:71(
Dilihat dari pengkiasan musyabbah
dan musyabbah bih-nya, isti’arah dibagi menjadi tiga macam:
a)
Al-Isti’arah
al-Murasysyahah: yaitu isti’ârah yang disebutkan pengkiasan pada musyabbah
bih-nya,
contoh:
أُولَـئِكَ
الَّذِينَ اشْتَرَوا الضَّلاَلَةَ بِالْهُدَى فَمَا رَبِحَت تِجَارَتُهُمْ وَمَا
كَانُوا مُهْتَدِينَ (البقرة: 16(
b)
Al-isti’ârah al-Mujarradah:
yaitu isti’ârah yang disebutkan pengkiasan pada musyabbah-nya,
contoh:
وليلة
مرضت من كل ناحية * فما يضئ لـها نجم ولا قمر
c)
Al-Isti’ârah al-Muthlaqah:
yakni isti’ârah yang tidak disebutkan pengkiasan pasa musyabbah dan musyabbah
bih-nya, ataupun disebutkan keduanya secara bersamaan,
contoh:
الَّذِينَ
يَنقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِن بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَآأَمَرَ اللَّهُ
بِهِ أَن يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الأَرْضِ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
(البقرة: 27(
b. Majâz Mursal
Majâz Mursal adalah majâz dimana
hubungan pemaknaannya tidak bersifat ke-serupa-an. Majâz mursal dilihat dari
segi pengkiasannya dibagi ke dalam beberapa bentuk, diantaranya:
1)
As-Sababiyyah ,
contoh:
له
أياد علي سابغة * أعد منها ولا أعددها (المتنبى(
2)
Al-Musabbabiyyah,
contoh:
فمن
شهد منكم الشهر فليصمه (الآية(
3)
Al-Kulliyah,
contoh:
يقولون
بأفواههم ما ليس في قلوبهم (الآية(
4)
Al-Juz`iyyah,
contoh:
فرجعنك
إلى أمك تقر عينها ولا تحزن (الآية(
5)
I’tibâr mâ kâna,
contoh:
وآتو
اليتامى أموالـهم (الآية(
6)
I’tibâr mâ yakûnu,
contoh:
إني
أرني أعصر خمرا (الآية(
7)
Al-Hâliyah,
contoh
:
واسأل
القرية التى كنا فيها (الآية(
8)
Al-Mahalliyah,
contoh:
وأما
الذين ابيضت وجوههم ففى رحمة الله (الآية(
2. Majâz ‘Aqli
Majâz ‘aqli adalah majâz yang
menyandarkan fi’il (verb) atau sejenisnya bukan kepada pemaknaan yang
sebenarnya karena adanya indikasi yang melarang pemakmaan yang sebenarnya
(tekstual).
Ada beberapa model hubungan
pengkiasan dalam majâz ‘aqli, diantaranya:
a. Hubungan sebab akibat,
contoh:
وإذا
تليت عليهم آياته زدتهم إيمانا
b. Hubungan waktu,
contoh:
يوما
يجعل الولدان شيبا
c. Hubungan tempat,
contoh:
وجعلنا
الأنهار تجرى من تحتهم
Posting Komentar