Teori Leonard Bloomfield

Teori Leonard Bloomfield
Teori Leonard Bloomfield

Leonard Bloomfield (1887-1949) seorang tokoh linguistik Amerika, sebelum mengikuti aliran behaviorisme dari Watson dan Weiss, adalah seorang penganut paham mentalisme yang sejalan dengan teori psikologi Wundt. Kemudian beliau menentang mentalisme dan mengikuti aliran perilaku atau behaviorisme. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan linguistik Amerika, terutama di sekolah linguistik Yale yang didirikan menurut ajarannya. Bloomfield menerangkan makna (semantik) dengan rumus-rumus behaviorisme. Akibatnya, makna menjadi tidak dikaji oleh linguis-linguis lain yang menjadi pengikutnya. Unsur­unsur linguistik diterangkannya berdasarkan distribusi unsur-unsur tersebut di dalam lingkungan (environment) di mana unsur-unsur itu berada. Distribusi dapat diamati secara langsung sedangkan makna tidak dapat.

Teori linguistik Bloomfield ini akan bisa diterangkan dengan lebih jelas kalau kita mengikuti anekdot “Jack and Jill” (Bloomfield, 1933:26). Dalam anekdot itu diceritakan Jack dan Jill sedang berjalan-jalan. Jill melihat buah apel yang sudah masak di sebatang pohon. Jill berkata kepada Jack hahwa dia lapar dan ingin sekali makan buah apel itu. Jack memanjat pohon apel itu; memetik buah apel itu; dan memberikannya kepada Jill. Secara skematis peristiwa itu dapat digambarkan sebagai berikut.

Penjelasan

S r. ………………………s R

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

(1)     Jill melihat apel (S= stimulus)
(2)     Otak Jill bekerja mulai dari melihat apel hingga berkata kepada Jack.
(3)     Perilaku atau kegiatan Jill sewaktu berkata kepada Jack (r = respons)
(4)     Bunyi-bunyi atau suara yang dikeluarkan Jill waktu berbicara kepada Jack (…)
(5)     Perilaku atau kegiatan Jack sewaktu mendengarkan bunyi-bunyi atau suara yang dikeluarkan Jill (s=stin1ulus)
(6)     Otak Jack bekerja mulai dari mendengar bunyi suara Jill sampai bertindak.
(7)     Jack bertindak memanjat pohon, memetik apel, dan memberikan kepada Jill (R = respons).

Nomor (3), (4), dan (5) yaitu (r s) adalah lambang atau perilaku berbahasa (speech act) yang dapat diobservasi secara fisiologis; sedangkan yang dapat diamati atau diperiksa secara fisik fianyalah nomor (4).

Berdasarkan keterangan di atas maka yang menjadi data linguistik bagi teori Bloomfield adalah perilaku berbahasa atau lambang bahasa (r…………………….. s) dan hubungannya dengan makna (S R). Apa yang terjadi di dalam otak Jill mulai dari (1) hingga (2) sampai dia mengeluarkan bunyi tidaklah penting karena keduanya tidak dapat diamati. Begitu juga dengan proses yang terjadi di dalam otak Jack setelah dia mendengar bunyi-bunyi itu yang membuatnya bertindak (5 dan 6) adalah juga tidak penting bagi teori Bloomfield ini.

Menurut Bloomfield bahasa merupakan sekumpulan ujaran yang muncul dalam suatu masyarakat tutur (speech community). Ujaran inilah yang harus dikaji untuk mengetahui bagian-bagiannya. Lalu, bagi Bloomfield bahasa adalah sekumpulan data yang mungkin muncul dalam suatu masyarakat. Data ini merupakan ujaran-ujaran yang terdiri clan potongan­potongan perilaku (tabiat) yang disusun secara linear.

Teori linguistik Bloomfield didasarkan pada andaian-andaian dan definisi-definisi karena kita tidak mungkin mendengar semua ujaran di dalam suatu masyarakat tutur. Jadi, tidak mungkin kita dapat menujukkan bahwa pola-pola yang kita temui dalam beberapa bahasa berlaku juga pada bahasa-bahasa lain. Ini harus diterima sebagai satu andaian. Kita tidak mungkin menunjukkan bahwa lambang-lambang ujaran dihubungkan dengan makna karena tidak mungkin mengenal satu per satu makna itu dalam data.

Menurut Bloomfield bahasa itu terdiri dari sejumlah isyarat atau tanda berupa unsur-unsur vokal (bunyi) yang dinamai bentuk-bentuk linguistik. Setiap bentuk adalah sebuah kesatuan isyarat yang dibentuk oleh fonem-fonem (Bloomfield, 1933;158).

Umpamanya:
Pukul adalah bentuk ujaran.
Pemukul adalah bentuk ujaran
Pe- adalah bentuk bukan ujaran
Pukul terdiri dari empat fonem, yaitu : /p/, /u/, /k/, dan /l/. Di sini fonem /u/ digunakan dua kali.

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa setiap ujaran adalah bentuk, tetapi tidak semua bentuk adalah ujaran. Menurut Bloomfield ada dua macam bentuk, yaitu:

(1)     Bentuk bebas (Free Form), yakni bentuk yang dapat diujarkan sen­dirian seperti bentuk amat, jalan, dan kaki dalam kalimat “Amat jalan kaki”,
(2)     Bentuk terikat (Bound Farm) yakni bentuk linguistik yang tidak dapat diujarkan sendirian seperti bentuk pe- pada kata pemukul; dan bentuk -an seperti pada kata pukulan.

Dalam teori linguistik Bloomfield ada beberapa istilah/term yang perlu dikenal, yaitu berikut ini.

Fonem adalah : Satuan bunyi terkecil dan distingtif dalam leksikon suatu bahasa, Seperti bunyi [u] pada kata bahasa Indonesia /bakul/ karena bunyi itu merupakan bunyi distingtif dengan kata /bakal/. Di sini kita lihat kedua kata itu, /bakul/ dan /bakal/, memiliki makna yang berbeda karena berbedanya bunyi [u] dari bunyi [a].

Morfem adalah : Satuan atau unit terkecil yang mempunyai makna dari bentuk leksikon. Umpamanya dalam kalimat Amat menerima hadiah terdapat morfem : Amat, me-, terima, dan hadiah.

Frarse adalah : Unit yang tidak minimum yang terdiri dari dua bentuk bebas atau lebih. Umpamanya dalam kalimat Adik saya sudah mandi terdapat dua buah frase, yaitu frase adik saya dan frase sudah mandi.

Kata adalah : Bentuk bebas yang minimum yang terdiri dari satu bentuk bebas dan ditambah bentuk-bentuk yang tidak bebas. Misalnya, pukul, pemukul, dan pukulan adalah kata, sedangkan pe-, dan -an bukan kata; tetapi semuanya pe-, -an, dan pukul adalah morfem.

Kalimat adalah ujaran yang tidak merupakan bagian dart ujaran lain dan merupakan satu ujaran yang maksimum. Misalnya Amat duduk di kursi, Amat melihat gambar, clan Ibu dosen itu cantik.


Bloomfield dalam analisisnya berusaha memenggal-menggal bagian­bagian bahasa itu, serta menjelaskan hakikat hubungan di antara bagian­bagian itu. Jadi, kita lihat bagian-bagian itu mulai dart fonem, morfem, kata, frase, dan kalimat. Kemudian beliau juga menerangkan lebih jauh tentang tata bahasa serta memperkenalkan banyak definisi, istilah, atau konsep yang terlalu teknis untuk dibicarakan di sini seperti konsep taksem, semem, tagmem, episemem, dan lain-lain. Oleh karena itu, teori Bloomfield mi disebut juga linguistik taksonomik karena memotong-motong bahasa secara hierarkial untuk mengkaji bagian-bagiannya atau strukturnya.