Bab Fi'il (Kata Kerja), Pengertian dan Pembagian Fi'il Kitab Jurumiyyah

Bab Fi'il (Kata Kerja), Pengertian dan Pembagian Fi'il Kitab Jurumiyyah
Bab Fi'il (Kata Kerja), Pengertian dan Pembagian Fi'il Kitab Jurumiyyah

باب الأفعال
Bab Fi’il (Kata Kerja)

A.      Pembagian Fi’il
الأفعال ثلاثة : ماضٍ ومضارع وأمر نحو : ضرب ويضرب واضرب .
Pembagian Fi’il ada tiga :
1.         Fi’il Madhi, yaitu kata / lafadz yang menunjukkan pekerjaan serta bersamaan dengan zaman / waktu yang telah berlalu.
Contoh : ضَرَبَ (sudah memukul)
Juga bisa kemasukan Ta’ Ta’nis Sakinah (Huruf Ta’ yang mati) yang menunjukkan Fa’il (pelaku) Muannats (perempuan).
Contoh : ضَرَبَتْ هندٌ, نصرَتْ زينبُ
2.         Fi’il Mudhari’, yaitu kata / lafadz yang menunjukkan pekerjaan serta bersamaan dengan zaman / waktu yang baru saja terjadi atau akan terjadi.
Contoh : يَضْرِبُ (sedang / akan memukul)
Adapun tanda Fi’il Mudhari’ yaitu, apabila ada kata fi’il (kalimah fi’il) yang bisa kemasukan : س – سَوْفَ – لَمْ.
Contoh : يَضْرِبُ menjadi سَيَضْرِبُ – سَوْفَ يَضْرِبُ – لَمْ يَضْرِبْ
3.         Fi’il Amr, yaitu kata / lafadz yang menunjukkan arti perintah yang bersamaan dengan zaman / waktu yang akan terjadi serta bisa ditambah Ya’ Muannatsah Mukhatabah.
Contoh : اِضْرِبْ menjadi اِضْرِبِيْ

B.       Hukum Fi’il
1.         Fi’il Madhi
فالماضي مفتوح الآخر أبداً .
Fi’il Madhi itu selalu di-fathah-kan
2.         Fi’il Amr
والأمر مجزوم أبداً .
Fi’il Amr selalu di-jazm-kan
3.         Fi’il Mudhari’
 والمضارع ما كان في أوله إحدى الزوائد الأربع التي يجمعها قولك ( أنيت ) وهو مرفوع أبداً حتى يدخل عليه ناصب أو جازم .
Fi’il mudhari’ itu fi’il yang di awalnya terdapat salah satu dari huruf tambahan yang empat yang terkumpul dalam lafadz أَنَيْتُ (hamzah, nun, ya, dan ta).
Fiil mudhari’ itu selalu di-rafa’-kan kecuali ada amil (huruf) nashab atau jazm yang masuk padanya.

C.      Amil yang menashabkan Fi’il Mudhari’
فالنواصب عشرة وهي :
Amil nashab (hal yang me-nashab-kan) itu ada sepuluh, yaitu:
أنْ و لن و إذن وكي و لام كي و لام الجحود و حتى و الجواب بالفاء و الواو و أو .
أَنْ (bahwa), لَنْ (tak akan), إِذَنْ (jadi, kalau begitu), كَيْ (supaya), لَامُ كَيْ (lam dengan makna supaya), لَامُ اَلْجُحُودِ (lam pengingkaran), حَتَّى (sehingga), الْجَوَابُ بِالْفَاءِ, الْوَاوِ, أَوْ (kalimat jawab dengan fa, wa, dan aw).

D.      Amin yang menjazmkan Fi’il Mudhari’
والجوازم ثمانية عشر وهي :
Amil jazm (hal yang me-jazam-kan) itu ada delapan belas, yaitu :
لم ، ولما ، و ألمْ ، وألمَّا ، ولام الأمر والدعاء ، و ( لا ) في النهي والدعاء ، وإن ، وما ومهما ، وإذ ، وإذما ، وأي ، ومتى ، وأين ، وأيان ، وأنَّى ، وحيثما ، وكيفما ، وإذاً في الشعر خاصة .
لَمْ (tidak), لَمَّا (belum), أَلَمْ (tidakkah?), أَلَمَّا (belumkah?), لَامُ اَلْأَمْرِ وَالدُّعَاءِ (Lam untuk perintah dan permohonan), لَا فِي اَلنَّهْيِ وَالدُّعَاءِ (la untuk larangan dan permohonan), إِنْ (jika), مَا (apa), مَنْ (siapa), مَهْمَا (apapun), إِذْمَا (kalau), أَيٌّ (mana, sesuatu apa)، مَتَى (kapan), أَيْنَ (dimana) أَيَّانَ (kapan), أَنَّى (bagaimana), حَيْثُمَا (dimanapun), كَيْفَمَا (bagaimanapun), إِذًا فِي اَلشِّعْرِ خاصة. (dan “Jika demikian” pada syair tertentu)