Khabar Kana (كَانَ) dan Saudaranya: Pengertian dan Contohnya

Khabar kana (كَانَ) dan saudaranya adalah khabar yang telah dimasuki kana dan saudarnya serta ber’irab nashab karena kedudukannya hampir sama dengan maf’ul. Khabar kana dan saudaranya terbagi ke dalam 3 macam: isim mufrad, syibhul jumlah dan jumlah.

Maksud mufrad di sini adalah khabar kana berupa satu kata atau berupa idhafah.

Contoh:

Syibhul jumlah adalah berupa jar majrur atau idhafah yang mudhafnya berupa zharaf.

Contoh:

Jumlah artinya kalimat. Kalimat dalam bahasa arab harus terdiri dari mubtada’ dan khabar atau fi’il dan fa’ilnya. Kalimat terdiri dari mubtada’ dan khabar disebut dengan jumlah ismiyyah. Adapun kalimat yang terdiri dari fi’il dan fa’ilnya disebut dengan jumlah fi’liyah.

Contoh khabar kana berupa jumlah:

Pada dasarnya posisi khabar kana dan saudaranya adalah terletak setelah isim kana. Namun, bisa bertukar posisi dengan ketentuan berikut:

Harus mendahulukan khabar kana apabila isim kana berupa nakirah dan khabar kana berupa syibhul jumlah atau pada isim kana terdapat dhamir yang kembali ke khabar.

Contoh:

Kata (فِيْ الْمَكْتَبَةِ) merupakan khabar kana yang diawalkan.

Boleh mendahulukan khabar kana apabila isim kana berupa ma’rifah atau nakirah yang disifati dan khabar kana berupa syibhul jumlah.

Contoh:

Harus mengakhirkan khabar kana apabila khabarnya berupa jumlah, baik jumlah ismiyah atau fi’liyah.

Contoh:

Yang dimaksud kana dan saudaranya adalah fi’il-fi’il yang masuk ke mubtada’ khabar dan memengaruhi irab keduanya. Kana dan saudaranya terbagi ke dalam 3 macam:

1. Fi’il mutasharrif tam

Yang dimaksud mutasharrif tam adalah fi’il yang mendatangkan fi’il mudhari’ dan fi’il amarnya. Adapun amalnya sama seperti fi’il madhinya dan boleh juga didahului huruf nafi. Yang termasuk fi’il mutasharrif tam adalah:

Contoh:

2. Fi’il mutasharrif naqish

Yang dimaksud dengan fi’il mutasharrif naqish adalah fi’il yang tashrifannya hanya mempunyai dua bentuk saja, yakni fi’il madhi dan mudhari’ saja atau fi’il mudhari’ dan fi’il amar saja.

Adapun amil kana dan saudara-saudaranya yang termasuk mutasharrif naqish adalah fi’il yang hanya berbentuk fi’il madhi dan muhdari’ saja tanpa ada bentuk amarnya. Yang termasuk fi’il mutasharrif naqish adalah:

Fi’il-fi’il di atas selalu didahului oleh nafi.

Contoh:

3. Fi’il jamid

Fi’il jamid adalah fi’il yang hanya mempunyai satu bentuk saja, baik madhi, mudhari atau amar saja. Sedangkan kana dan saudaranya yang jamid hanya mempunyai bentuk madhi saja, yaitu kata:

Contoh:

Al-Maidah: 96

Al-Maidah: 112

Al-Baqarah: 113

Al-Baqarah: 134

Hud: 118

Al-Mulk: 30

An-Nahl: 58

Kalau kesalahan mohon koreksinya. Terima kasih.