Pengertian dan Ruanglingkup Tasybih

Pengertian dan Ruanglingkup Tasybih
Pengertian dan Ruanglingkup Tasybih

Pengertian Tasybih

Tasybih adalah penjelasan bahwa suatu hal atau beberapa hal memiliki kesamaan sifat dengan hal yang lain. Penjelasan tersebut menggunakan huruf ك atau sejenisnya baik tersurat maupun tersirat.

Unsur-Unsur Tasybih

Unsur Tasybih ada empat yaitu musyabbah, musyabbah bih (kedua unsur ini disebut sebagai tharafait-tasybih/dua pihak yang diserupakan), adat tasybih, dan wajah syibeh. Wajah syibeh pada musyabbah bih diisyaratkan lebih kuat dan lebih jelas daripada musyabbah.

Kosakata :
1.    Musyabbah : Sesuatu yang hendak diserupakan.
2.    Musyabbah bih : Sesuatu yang diserupai.
3.    Wajah Syibeh : Sifat yang terdapat pada kedua pihak.

Adat Tasybih

Adat Tasybih : Huruf / kata yang menyatakan penyerupaan.
Contoh dalam syair:
Al-Ma’arri menyatakan tentang seseorang yang dipujanya:
أنت كالشّمس فى الضّياء وإنجا وزت كيوان فى علوّ المكان
(Engkau bagaikan matahari yang memancarkan sinarnya walaupun kau berada di atas planet Pluto di tempat yang paling tinggi).
Syair di atas menjelaskan bahwa si penyair tahu orang yang dipujanya memiliki wajah bercahaya dan menyilaukan mata, lalu ia ingin membuat perumpamaan yang memiliki sifat paling kuat dalam hal menerangi dan ternyata ia tidak menjumpai suatu hal pun yang lebih kuat daripada sinar matahari. Maka ia menyempurnakannya dengan matahari, dan untuk itu ia bubuhi huruf ك (kata perumpamaan/seperti).

Pembagian Tasybih


1.         Tasybih Mursal adalah tasybih yang disebut adat tasybihnya.
Contoh:
أنا كالماء إنرضيت صفاء وإذاما سخطت كنت لهيبا
(Bila aku rela, maka aku setenang air yang jernih; dan bila aku marah, maka aku sepanas api menyala).

2.         Tasybih Mu’akkad adalah tasybih yang dibuang adat tasybihnya.
Contoh:
انت نجم فى رفعة وضياء تجتليك العيون شرقا وغربا
(Kedudukanmu yang tinggi dan kemashyuranmu bagaikan bintang yang tinggi lagi bercahya. Semua mata, baik di belahan timur maupun barat, menatap ke arahmu).

3.         Tasybih Mujmal adalah tasybih yang dibuang wajah syibehnya.
Contoh:
وكأنّ الشّمس المنيرة دينار جلته حدائد الضّرّاب
(Matahari yang bersinar itu sungguh bagaikan dinar {uang logam} yang tampak kuning cemerlang berkat tempaan besi cetakannya).

4.         Tasybih Mufashshal adalah tasybih yang disebut wajah syibehnya. Contoh:
سرنا فى ليل بهيم كأنّه البحر ظلاما وإرهابا
(Aku berjalan pada suatu malam yang gelap dan menakutkan, bagaikan berjalan di tengah laut).

5.         Tasybih Baligh adalah tasybih yang dibuang adat tasybih dan wajah syibehnya. Contoh:
النّشر مسك والوجوه دنا نير واطراف الأكفّ عنم
(Baunya yang semerbak itu bak minyak kesturi, wajah-wajahnya yang berkilauan bak dinar {uang logam} dan ujung-ujung telapak tangannya merah bak pacar).

Maksud Dan Tujuan Tasybih

  1. Menjelaskan kemungkinan terjadinya sesuatu hal pada musyabbah yakni ketika sesuatu yang sangat aneh disandarkan kepada musyabbah dan keanehan itu tidak lenyap sebelum dijelaskan keanehan serupa dalam kasus lain.
  2. Menjelaskan keadaan musyabbah yakni bila musyabbah tidak dikenal sifatnya sebelum dijelaskan melalui tasybih yang menjelaskannya. Dengan demikian, tasybih itu memberikan pengertian yang sama dengan kata sifat.
  3. Menjelaskan kadar keadaan musyabbah yakni bila musyabbah sudah diketahui keadaannya secara global lalu tasybih didatangkan untuk menjelaskan rincian keadaan itu.
  4. Menegaskan keadaan musyabbah yakni bila sesuatu yang disandarkan kepada musyabbah itu membutuhkan penegasan dan penjelasan dengan contoh.
  5. Memperindah atau memperburuk musyabbah.